Langsung ke konten utama

The Hundred-Foot Journey: Ketika India dan Perancis Bertemu Melalui Makanan



[Amblin Entertainment/DreamWorks Studios/Harpo Films] Sutradara Lasse Hallstörm. Penulis Skenario Steven Knight. Pemain Helen Mirren, Om Puri, Manish Dayal, Charlotte Le Bon. Genre Drama, Comedy, Romance. Durasi  124 menit. Rate 8/10. 

 
 “Indian cannot become French, and the French cannot become Indian”—Papa

Makanan bisa dikatakan sebagai penghubung atas sebuah perbedaan, salah satunya perbedaan antara dua kultur yang berbeda. Merayakan tema yang diusung oleh Grand Story Magazine kali ini, Tolerance and Acceptance, agaknya bisa dilakukan dengan cara menonton film-film yang memiliki tema relevan. Film The Hundred-Foot Journey salah satunya. Film yang disutradarai oleh Lasse Hallstörm ini berfokus pada bagaimana cara ketika dua kultur yang berbeda bertemu.

The Hundred-Foot Journey merupakan film drama bernuansa makanan yang diangkat berdasarkan novel karya Richard C. Morais, seorang ekspatriat Amerika yang lahir di Portugal dan besar di Switzerland, disutradarai oleh orang Swedia, dibintangi oleh orang British yang berperan sebagai Frenchwoman, dan secara keseluruhan film ini berkisah tentang keluarga India yang pindah ke Perancis. Well, good to know that!  


Hasan Kadam (Manish Dayal) beserta keluarga harus menelan rasa pahit sekaligus kesedihan mendalam kala restoran keluarga miliknya di India hangus terbakar sampai menelan korban jiwa yang ternyata adalah ibu kandungnya sendiri. Kejadian inilah yang membuat Papa, Hasan dan keempat saudaranya yang lain memilih pindah ke Perancis untuk kehidupan yang lebih baik dengan membuka restoran di sana. Ide membuka restoran India di Perancis, mulanya salah satu wujud tekad Papa Kadam (Om Puri). Namun, tekad Papa Kadam ini sempat tak direstui oleh anak-anaknya. Melihat lokasi untuk membuka restoran India berada di depan (yang jaraknya 100 kaki) restoran mewah Perancis yang sudah mengantongi bintang satu Michelin. Sebagai informasi, di Perancis, bintang Michelin merupakan hal yang sangat prestisius, terutama bagi para chef. Akan tetapi, tekad tetaplah tekad. Papa Kadam akhirnya membuka restoran India yang mengusung cita rasa etnik dengan bumbu khas rempah serta musik yang keras di depan Saule Pleureur, nama restoran Perancis yang berada di depan lokasi milik keluarga Kadam.



Melihat ada tetangga baru di restorannya, mulanya Madame Mallory (Helen Mirren) bersikap biasa saja. Namun, lambat laun Madame Mallory terganggu dengan sikap keluarga Kadam. Mereka menyalakan musik yang keras sampai bumbu kari yang selalu bertebaran kemana-mana. Serta yang tak kalah mengejutkan, ketika Madame Mallory bertemu dengan Hasan Kadam yang ternyata memiliki potensi menjadi seorang chef handal dengan cita rasa tinggi. Serta tak tanggung-tanggung, Hasan Kadam membuat Madame Mallory berbangga hati dengan menyumbang satu lagi bintang Michelin kepada Saule Pleureur.




Dilihat dalam segi visual, melalui sang sinematografer Linus Sandgren—The Hundred-Foot Journey menyuguhkan gambar yang aesthetic, latar yang menawan dan tajam. Kala menonton film ini, kita akan melihat suasana bagaimana pedesaan modern di Perancis, proses masak-memasak yang memanjakan mata, serta atmosfer kehangatan ketika budaya India dan Perancis bertemu tanpa ada suatu pergesekan hingga menimbulkan konflik berat yang berujung rasis. Selain itu, gaya bercerita Lasse Hallstörm disini juga terlihat berimbang, dirinya tidak menonjolkan sisi ‘satu budaya’ saja melainkan keduanya, India dan Perancis. Ini bisa dilihat pada sequence awal, kita akan digiring memasuki kultur India kemudian kita akan disuguhkan menuju seluk beluk kultur negara Perancis hingga bagaimana kekuatan masing-masing dua kultur yang berbeda itu menyatu tanpa pengurangan karakteristik satu sama lain. Plus, dibalut dengan bumbu drama-komikal membuat film ini terlihat segar dan menyenangkan. 

Akan tetapi sangat disayangkan, lubang dari film yang masuk dalam daftar nominasi Golden Globes 2015 ini ialah hilangnya lakon utama dalam film itu sendiri. Baiklah, di awal Lasse Hallstörm secara kental memperkenalkan kehidupan atas Hasan Kadam, tetapi fokus itu berubah di pertengahan film. Lakon utama berganti menuju Papa Kadam, kemudian berubah lagi menuju Madame Mallory yang berimbas menimbulkan kebingungan siapa sebenarnya pelaku utama dari The Hundred-Foot Journey ini.


Bergeser dari segi visual, gaya bercerita hingga lubang dari The Hundred-Foot Journey—yang tak kalah perlu disimak juga ialah penggambaran dari masing-masing karakter film. Disini karakter Hasan Kadam yang passionate, manis, hangat, serta aksen Mumbai yang lekat dimainkan cukup apik oleh Manish Dayal. Kemudian, Helen Mirren pun juga menyumbakan performa bagus dan patut diacungi jempol untuk menghidupkan karakter Madame Mallory yang berkelas dalam film ini. Sehingga rasanya tak salah, Helen masuk dalam daftar nominasi Golden Globes 2015 untuk Best Performance by an Actress in a Motion Picture Comedy or Musical. Sebuah kejutan pula, ternyata Manish meski diketahui memiliki wajah Asia Barat nyatanya dirinya lahir dan besar di Amerika. Demikian pun dengan Helen yang menjadi wanita Perancis nyatanya ialah seorang British.

Secara keseluruhan, The Hundred-Foot Journey merupakan sajian film yang segar dan menyenangkan, naskah yang cerdik, penggambaran karakter yang baik. Meski cerita berlatar lintas budaya tetapi sangat mudah untuk dicerna membuat film The Hundred-Foot Journey layak untuk direkomendasikan. The Hundred-Foot Journey is a feel-foodie drama of racial tolerance, cross-cultural acceptance, and fusion cuisine.  









Note: Artikel ini dibuat untuk ikutan submission review movie majalah The Grand Story yang bertemakan Acceptance and Tolerance


Arie Nr.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIG EYES: KISAH NYATA TENTANG SENI DAN SENI PENIPUAN

[The Weinstein Company / Electric City Entertainment] . Directed by Tim Burton. Starring Amy Adams, Christoph Waltz, Danny Huston, Krysten Ritter, Jason Schwartzman, Terence Stamp, Jon Polito. Genre Drama, Crime, Biography. Runtime 105 minutes. Rate 7.4/10. Motion Picture Rating (MPAA) Rated PG-13 for thematic elements and brief strong language. “Menurutku, apa yang Keane lakukan itu luar biasa. Pastilah karyanya bagus. Jika tidak, maka tidak akan ada orang sebanyak itu yang menyukainya.” –Andy Warhol Big Eyes adalah sebuah film biografi yang disutradarai oleh Tim Burton. Film ini merupakan based on true story mengenai kehidupan sosial di era 50-an. Fyi, ini merupakan film pertama live-action Tim Burton tanpa adanya kolaborasi antara Johnny Depp maupun Helena Bonham Carter.  Big Eyes menceritakan tentang kisah seorang pelukis bernama Margaret. Dirinya adalah seorang pelukis wanita yang menghasilkan mahakarya luar biasa hingga terkenal di seluruh dunia. Nam

GONE GIRL : PSIKOPAT-PEMBUNUH YANG PENUH PERHITUNGAN

[Twentieth Century Fox Film Corporation / Regency Enterprises / TSG Entertainment] . Directed by David Fincher. Starring Ben Affleck, Rosamund Pike, Neil Patrick Harris, Tayler Perry, Carrie Coon, Kim Dickens. Genre Drama, Mystery, Thriller. Realease Date 3 Oktober 2014. Runtime 149 minutes. Rate 8.2/10. Motion Picture Rating (MPAA) Rated R for a scene of bloody violence, some strong sexual content/nudity, and language. “ When two people love each other and they can't make that work, that's the real tragedy ”—Anne Dunne Film Gone Girl merupakan film garapan sutradara David Fincher yang memfokuskan pada kisah seorang istri yang menghilang. Hebatnya, ketika melihat film ini ibarat bermain puzzle atau bahkan seperti naik roller coster. Penuh teka-teki, misteri, dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. For your information, film Gone Girl ini menjadi film David Fincher dengan penghasilan terbesar menggantikan film The Curious Case of Benja