[Black Label Media/Gilbert Films] Directed Damien Chazelle. Screenplay Damien Chazelle. Starring Emma Stone, Ryan Gosling, J.K Simmons, John Legend, Rosemarie DeWitt. Genre Drama, Romance. Runtime 128 minutes. Rate 9/10 (masterpiece).
Here’s to the ones who dreams—Mia
Setelah muncul membawa cerita tentang seorang pemain drum beserta guru yang super galak, yang imbasnya penonton dibuat emosi oleh Damien Chazelle lewat Whiplash-nya. Sekarang, giliran tentang cinta dan mimpi yang bakalan bikin penonton kelewat baper. La La Land adalah sajian film tentang manis pahitnya cinta dan mimpi yang diceritakan melalui tarian, nyanyian, lighting, beautiful sets and costum of course, dan warna film yang super apik. Masih dengan hal berbau jazz, Damien Chazelle menawarkan cerita berdasarkan pengalaman pribadinya ketika dirinya memulai karir di Los Angeles melalui Mia (Emma Stone) dan Sebastian (Ryan Gosling). Mia yang notabene adalah seorang aktris wannabe dan Sebastian sebagai pemain piano jazz yang berambisi untuk membuka club teruntuk melestarikan musik jazz tetap dalam pakemnya. Kedua insan ini memiliki passion yang sama akan hal mimpi.
Kalau dilihat dari premisnya, bisa dibilang agak klise—bukan klise tapi lebih merapat ke ‘sederhana’. Dua insan yang mulanya tidak mengenal satu sama lain, kemudian dipertemukan saat sama-sama terjebak macet dan ujungnya mereka jatuh cinta. Plus, terlebih mereka ternyata punya passion yang sama, yaitu mimpi. Tapi siapa sangka, awal pertemuan Mia dan Sebastian tidak dibiarkan sesederhana itu, justru dibuka dengan sequences yang bisa dibilang ‘The Best (The Most Extraordinary) Opening Sequences in One Shot so far (in years)’. Di dalam adegan pembuka, penonton disajikan dengan ribuan penari yang berasal dari orang-orang yang terjebak macet di jalan bebas hambatan LA. Ditambah, musiknya ituloh yang bikin uuncchh greget alias bikin penonton tidak betah untuk ‘move your body’. Sungguh moodbooster!. Bagaimana tidak, kerja keras memanglah selalu membuahkan hasil. Damien Chazelle dan Linus Sandgren berkali-kali mencoba mencari akal untuk membuat adegan pembuka ini terlihat apik. Mulai dari percobaan pengambilan gambar dengan iPhone sampai keterbatasan waktu pengambilan gambar karena takut kamera akan membayang. But see, hard work always pays off.
Selain itu juga, tak kalah mencuri perhatian penonton adalah kemistri serta performa yang ditampilkan oleh Mia dan Sebastian. Stone dan Gosling harus rela menjalani sesi training selama tiga bulan, dikarenakan mereka dituntut untuk bisa menari sekaligus menyumbangkan suara mereka. Belum lagi Gosling yang harus menunjukkan kelihaian karakter Sebastian bermain piano. Kalau dirunut perjalanan karir Stone dan Gosling, dua kali sudah mereka berperan sebagai pasangan, yakni dalam film Crazy, Stupid, and Love dan Gangster Squad. Sehingga untuk masalah kemistri, sudah ada modal kuatlah untuk membangun kemistri yang semakin kuat pula. Dan dari keseluruhan, adegan paling favorit antara Mia dan Sebastian adalah ketika di Taman Griffith serta adegan di planetarium. I’m lovin’ it!
Hebatnya Damien Chazelle disini, romansa cinta antara Mia dan Sebastian direpresentasikan melalui musik (Justin Hurwitz) dengan lirik yang sangat indah dan bikin menempel terus di kepala kita. Jadi, tak melulu menambahkan atmosfer romansa cinta itu hanya dengan seks semata seperti film romansa kebanyakan. Jadi bisa dilihat, La La Land adalah bintangnya (needed six years to make this movie and we can see time matters). Pantas saja banyak pujian dari para kritikus, katanya La La Land sebagai escapist entertainment in troubled times also wish-fulfillment.
P.S. Sangat disarankan untuk terlebih dahulu melihat filmnya kemudian dilanjut untuk memutar original soundtracknya lagi dan lagi. Cheers! :))
Arie Nr.
Komentar
Posting Komentar