Langsung ke konten utama

BIG EYES: KISAH NYATA TENTANG SENI DAN SENI PENIPUAN



[The Weinstein Company / Electric City Entertainment]. Directed by Tim Burton. Starring Amy Adams, Christoph Waltz, Danny Huston, Krysten Ritter, Jason Schwartzman, Terence Stamp, Jon Polito. Genre Drama, Crime, Biography. Runtime 105 minutes. Rate 7.4/10. Motion Picture Rating (MPAA) Rated PG-13 for thematic elements and brief strong language.


“Menurutku, apa yang Keane lakukan itu luar biasa. Pastilah karyanya bagus. Jika tidak, maka tidak akan ada orang sebanyak itu yang menyukainya.” –Andy Warhol

Big Eyes adalah sebuah film biografi yang disutradarai oleh Tim Burton. Film ini merupakan based on true story mengenai kehidupan sosial di era 50-an. Fyi, ini merupakan film pertama live-action Tim Burton tanpa adanya kolaborasi antara Johnny Depp maupun Helena Bonham Carter. 


Big Eyes menceritakan tentang kisah seorang pelukis bernama Margaret. Dirinya adalah seorang pelukis wanita yang menghasilkan mahakarya luar biasa hingga terkenal di seluruh dunia. Namun sayang, karya tersebut bukanlah terkenal atas dirinya melainkan orang lain. Orang lain itu tidak lain adalah suaminya sendiri yakni Walter Keane.

Pertemuan antara Margaret dan Keane berawal dari sebuah pameran karya seni di San Fransisco pada tahun 1958. Saat itu stand Margaret dan Keane berdampingan. Margaret memamerkan hasil karyanya “Big Eyes” dan Keane memamerkan “Jalanan Kota Paris”. Keane yang melihat Margaret berulang kali melihatnya tertarik untuk menghampiri Margaret dan dirinya mengakui bahwa lukisan Margaret sangat luar biasa. Sejak itu, Keane dan Margaret akhirnya untuk pertama kali pergi keluar bersama alias berkencan. Keane mengajak Margaret di sebuah restoran dan kebetulan di restoran tersebut ada sebuah lukisan yang yang diakuinya sebagai lukisan Keane.


Tahun berikutnya Keane dan Margaret menikah. Keane yang terpesona dengan lukisan-lukisan Margaret akhirnya mencoba untuk menjual ke beberapa galeri seni di San Fransisco. Keane membawa lukisan yang diakui miliknya dan juga istrinya itu ke The Art Galery untuk di jual namun lukisan-lukisan itu ditolak.

Keane terus berusaha untuk mempromosikan lukisan-lukisan itu sampai dirinya membawa ke sebuah restoran dimana dirinya berkencan dengan Margaret. Di restoran itu, untuk pertama kalinya lukisan Big Eyes karya Margaret terjual.


Margaret penasaran bagaimana Keane bisa menjual lukisannya karena selama ini Margaret hanya disuruh Keane melukis dan melukis. Dirinya tidak perlu tahu bagaimana bisa lukisannya terjual. Akhirnya Margaret berinisiatif untuk pergi ke restoran dimana dirinya dan suaminya berkencan. Margaret mendapati suaminya, Keane tengah berbincang-bincang dengan sekumpulan kaum wanita berkelas. Dan ternyata selama ini apa yang dikatakan oleh Keane kepada Margaret hanyalah kebohongan belaka. Keane mengatakan kepada sekumpulan wanita itu bahwa lukisan Big Eyes alias “Anak Terbuang” adalah karyanya. Margaret terkejut mendengar pernyataan yang dilontarkan Keane dihadapan para wanita berkelas itu. Margaret mencoba protes tapi Keane malah menyuruh Margaret untuk tutup mulut karena demi lukisannya laris terjual dan mendapatkan uang banyak.


Di tahun-tahun berikutnya Keane dan Margaret sudah menjadi orang kaya berkat lukisan Big Eyes, dan Keane lah yang terkenal menjadi pelukis lukisan Big Eyes bukan Margaret. Margaret hanya tutup mulut tentang kebenaran itu dan hanya melukis melukis dan melukis. Sedangkan suaminya malah asyik membohongi banyak orang.

Sampai di tahun 1964, Margaret sudah tidak tahan dengan sikap Keane yang haus akan kekayaan dan terus mencoba melakukan penipuan dengan mengakui sebagai pencipta lukisan Big Eyes. Margaret meninggalkan Keane di San Fransisco dan tinggal di Hawaii bersama anak semata wayangnya, Jane.

Di Hawaii, Margaret dan Jane menjalankan kehidupan baru. Namun, kehidupan baru bukan berarti merasakan kedamaian. Meski Margaret sudah berpisah dengan Keane, namun Keane tetap mengusik kehidupan Margaret dengan alasan Margaret harus tetap melukis untuk menghasilkan uang. Margaret yang tidak tahan dengan kebohongan yang dilakukan oleh Keane, membuat pengakuan kepada publik mengenai siapa pencipta lukisan Big Eyes yang sebenarnya. Margaret menyatakan kisahnya kepada seorang penyiar radio di Hawaii, Big Lolo. Sampai akhirnya berita tersebut tersebar ke seluruh dunia termasuk majalah paling bergengsi yakni, The New York Times yang membuat pemberitaan tersebut semakin memanas.

Margaret menuntut Keane atas penipuannya itu dan akhirnya dalam persidangan Margaret yang memenangkannya. Setelah kemenangannya atas hak cipta, Margaret dan Jane melanjutkan kehidupannya di Hawaii dengan damai.


Keseluruhan Big Eyes merupakan suatu sajian film yang menginspirasi. Seperti kita ketahui, Tim Burton selalu menyajikan karya filmnya yang aneh-aneh. Namun, dari beberapa karya filmnya, Big Eyes is the best ever. Untuk pertama kalinya, Tim Burton merubah gaya filmnya melalui Big Eyes.

Akting dari para main cast-nya pun sangat pas dan apik. Amy Adams yang memerankan seorang pelukis mampu membawa suasana yang sangat emosional. Penonton dibuat merasa jengkel sendiri ketika melihat film ini. Akting dari Christoph Waltz pun juga tak kalah menariknya untuk disimak, ya disini kita bisa melihat penampilan Christoph Waltz yang sedikit lebih muda. Waltz memainkan karakter dengan kualitas akting yang sudah tidak diragukan lagi. Amy dan Waltz cukup berhasil membawa chemistry untuk kedua karakter utamanya.

For overall, Big Eyes cukup kuat di karakter dan juga premisnya. Namun jika Big Eyes dimasukkan ke dalam daftar film untuk kategori biografi terbaik atau penting untuk disimak, saya rasa film Big Eyes masih belum maksimal. (anr)


Watch Official Trailer Big Eyes here!

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Hundred-Foot Journey: Ketika India dan Perancis Bertemu Melalui Makanan

[Amblin Entertainment/DreamWorks Studios/Harpo Films] Sutradara Lasse Hallstörm . Penulis Skenario Steven Knight. Pemain Helen Mirren, Om Puri, Manish Dayal, Charlotte Le Bon. Genre Drama, Comedy, Romance. Durasi   124 menit. Rate 8/10.      “Indian cannot become French, and the French cannot become Indian”—Papa Makanan bisa dikatakan sebagai penghubung atas sebuah perbedaan, salah satunya perbedaan antara dua kultur yang berbeda. Merayakan tema yang diusung oleh Grand Story Magazine kali ini, Tolerance and Acceptance , agaknya bisa dilakukan dengan cara menonton film-film yang memiliki tema relevan. Film The Hundred-Foot Journey salah satunya. Film yang disutradarai oleh Lasse Hallstörm ini berfokus pada bagaimana cara ketika dua kultur yang berbeda bertemu. The Hundred-Foot Journey merupakan film drama bernuansa makanan yang diangkat berdasarkan novel karya Richard C. Morais, seorang ekspatriat Amerika yang lahir di Portugal dan besar di Switzerland, disutra

GONE GIRL : PSIKOPAT-PEMBUNUH YANG PENUH PERHITUNGAN

[Twentieth Century Fox Film Corporation / Regency Enterprises / TSG Entertainment] . Directed by David Fincher. Starring Ben Affleck, Rosamund Pike, Neil Patrick Harris, Tayler Perry, Carrie Coon, Kim Dickens. Genre Drama, Mystery, Thriller. Realease Date 3 Oktober 2014. Runtime 149 minutes. Rate 8.2/10. Motion Picture Rating (MPAA) Rated R for a scene of bloody violence, some strong sexual content/nudity, and language. “ When two people love each other and they can't make that work, that's the real tragedy ”—Anne Dunne Film Gone Girl merupakan film garapan sutradara David Fincher yang memfokuskan pada kisah seorang istri yang menghilang. Hebatnya, ketika melihat film ini ibarat bermain puzzle atau bahkan seperti naik roller coster. Penuh teka-teki, misteri, dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. For your information, film Gone Girl ini menjadi film David Fincher dengan penghasilan terbesar menggantikan film The Curious Case of Benja

THE BEST OF ME : AKU SUKA SIAPA AKU SAAT AKU BERSAMAMU

[DiNovi Pictures / Finch Entertainment / Relativy Media] . Directed by Michael Hoffman. Starring James Marsden, Michelle Monaghan, Luke Bracey, Liana Liberato, Gerald McRaney, Robby Rasmussen, Sean Bridges. Genre Drama, Romance. Realease Date 17 Oktober 2014. Runtime 118 minutes. Rate 6.6/10. Motion Picture Rating (MPAA) Rated PG-13 for sexuality, violence, some drug content and brief strong language . “ Aku suka siapa aku saat aku denganmu, Amanda. Kau adalah teman tersayangku, cinta terdalamku. Kau adalah yang terbaik dariku. Selamanya ,” –Dawson.  Cinta lama bersemi kembali atau lebih tepatnya bertemu dengan cinta terdalammu setelah lebih dari dua abad lamanya. Dan kamu sampai sekarang masih mencintainya, meski saat ini kamu tidak bersama dengan dirinya. Sekarang kamu dipertemukan lagi dengan cintamu itu. Ya, seperti sebuah keajaiban, seperti sebuah takdir. Hal tersebut dapat kamu saksikan dalam film The Best of Me garapan sutradara Michael Hoffman. Dibintangi Jame