Langsung ke konten utama

EVEREST: KISAH NYATA PARA PENDAKI GUNUNG TERTINGGI DI DUNIA

[Working Title Films/RVK Studios/Walden Media] Directed Baltasar Kormákur. Screenplay William Nicholson dan Simon Beaufoy. Starring Jason Clarke, Keira Knightley, Martin Henderson, Chris Reilly, John Hawkes, Naoko Mori, Michael Kelly, Emily Watson, Sam Worthington, Elizabeth Debicki, Josh Brolin, Jake Gyllenhaal. Genre Adventure, Biography, Drama. Runtime 120 minutes. Rate 4/5 (beautiful to watch).



Good to know:
  1. Dalam film ini, Keira Knightley menyelesaikan seluruh scene-nya hanya 6 hari saja.
  2. Para pemain Everest ini banyak yang pernah masuk nominasi Oscar yakni, Jake Gyllenhaal, John Hawkes, Keira Knightley, Emily Watson, dan Josh Brolin.
  3. Anak kandung dari sutradara Baltasar Kormákur, Stormur Jón Kormákur Baltasarsson juga ikut bermain dalam film ini sebagai anak dari Beck Weathers.


Review:

Rasa penasaran semakin memuncak ketika sudah banyak ulasan-ulasan tentang film yang mengambil setting di gunung paling tertinggi di dunia ini, Everest. Ibarat di Teori AIDDA, saya pun akhirnya menonton film tersebut (action).

Mengingat banyak ulasan-ulasan baik di media cetak maupun situs-situs yang khusus membahas tentang dunia film mengatakan bahwa film Everest ini adalah sebuah film apik yang direkomendasikan.

Sedikit bercerita, everest adalah sebuah film yang diadaptasi dari kisah nyata dari tragedi pendakian Everest 1996. Melalui Adventure Consultants, Doug Hansen (John Hawkes), Yasuko Namba (Naoko Mori), Jon Krakauer (Michael Kelly), Beck Weathers (Josh Brolin) bisa meraih mimpinya untuk mendaki Everest yang dipandu oleh pendaki professional sekaligus pemilik Adventure Consultants, Rob Hall.

Uniknya, film Everest ini seperti memberi inspirasi tentang sebuah bisnis pendakian komersil yang ‘mungkin’ di Indonesia sendiri sepertinya masih belum ada. Dan ini menjadi daya tarik mengingat di Indonesia, trend-nya sekarang adalah traveling.

Rob Hall dan timnya menjadwal mereka akan sampai puncak Everest pada tanggal 10 Mei. Namun, untuk mendaki Everest tidaklah mudah dan bahkan rencana yang disusun itupun akhirnya menjadi sebuah tragedi dahsyat, yang sampai menewaskan Rob Hall dan separuh kliennya.

Sang sutradara, Baltasar Kormákur menyajikan Everest sebagai sebuah film dengan drama yang menegangkan meski tidak menghilangkan unsur history dari tragedi pendakian everest itu sendiri. Dan menjadi istimewa lagi, ketika William Nicholson dan Simon Beaufoy, sang penulis naskah menggunakan percakapan asli antara Rob Hall dengan istrinya, Jan Arnold. Intinya, daya tarik dalam film ini adalah drama dari tokoh utama itu sendiri.

Menurut saya, gaya bercerita Kormákur dalam Everest terbilang pelan-pelan klimaks ditambah di ujung cerita yang menjadi puncak dari keseluruhan film yang sukses mengaduk emosi penonton (termasuk saya). Kormákur disini juga tidak menonjolkan penghakiman dari tiap-tiap karakternya. Seperti saat Rob Hall yang harus kembali mendaki demi memandu Doug Hansen yang ingin sekali sampai ke puncak padahal kondisinya tidak baik, sampai Anatoli Boukreev (Ingvar Eggert Siguðsson) yang merasa kebingungan apakah harus menyelamatkan Beck dan Yasuko yang sudah tergeletak karena kedinginan.

Secara keseluruhan, Baltasar Kormákur melalui film Everest ingin menyampaikan pesan kepada penonton bahwa menaklukan alam itu tidaklah mudah. Manusia tidak berlomba-lomba dengan manusia lainnya untuk siapa duluan yang akan sampai ke puncak, tetapi manusia berkompetisi dengan alam (Everest) dan hasilnya Everest-lah yang selalu menang. (anr)






Watch Everest Official Trailer here!




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Hundred-Foot Journey: Ketika India dan Perancis Bertemu Melalui Makanan

[Amblin Entertainment/DreamWorks Studios/Harpo Films] Sutradara Lasse Hallstörm . Penulis Skenario Steven Knight. Pemain Helen Mirren, Om Puri, Manish Dayal, Charlotte Le Bon. Genre Drama, Comedy, Romance. Durasi   124 menit. Rate 8/10.      “Indian cannot become French, and the French cannot become Indian”—Papa Makanan bisa dikatakan sebagai penghubung atas sebuah perbedaan, salah satunya perbedaan antara dua kultur yang berbeda. Merayakan tema yang diusung oleh Grand Story Magazine kali ini, Tolerance and Acceptance , agaknya bisa dilakukan dengan cara menonton film-film yang memiliki tema relevan. Film The Hundred-Foot Journey salah satunya. Film yang disutradarai oleh Lasse Hallstörm ini berfokus pada bagaimana cara ketika dua kultur yang berbeda bertemu. The Hundred-Foot Journey merupakan film drama bernuansa makanan yang diangkat berdasarkan novel karya Richard C. Morais, seorang ekspatriat Amerika yang lahir di Portugal dan besar di Switzerland, disutra

GONE GIRL : PSIKOPAT-PEMBUNUH YANG PENUH PERHITUNGAN

[Twentieth Century Fox Film Corporation / Regency Enterprises / TSG Entertainment] . Directed by David Fincher. Starring Ben Affleck, Rosamund Pike, Neil Patrick Harris, Tayler Perry, Carrie Coon, Kim Dickens. Genre Drama, Mystery, Thriller. Realease Date 3 Oktober 2014. Runtime 149 minutes. Rate 8.2/10. Motion Picture Rating (MPAA) Rated R for a scene of bloody violence, some strong sexual content/nudity, and language. “ When two people love each other and they can't make that work, that's the real tragedy ”—Anne Dunne Film Gone Girl merupakan film garapan sutradara David Fincher yang memfokuskan pada kisah seorang istri yang menghilang. Hebatnya, ketika melihat film ini ibarat bermain puzzle atau bahkan seperti naik roller coster. Penuh teka-teki, misteri, dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. For your information, film Gone Girl ini menjadi film David Fincher dengan penghasilan terbesar menggantikan film The Curious Case of Benja

THE BEST OF ME : AKU SUKA SIAPA AKU SAAT AKU BERSAMAMU

[DiNovi Pictures / Finch Entertainment / Relativy Media] . Directed by Michael Hoffman. Starring James Marsden, Michelle Monaghan, Luke Bracey, Liana Liberato, Gerald McRaney, Robby Rasmussen, Sean Bridges. Genre Drama, Romance. Realease Date 17 Oktober 2014. Runtime 118 minutes. Rate 6.6/10. Motion Picture Rating (MPAA) Rated PG-13 for sexuality, violence, some drug content and brief strong language . “ Aku suka siapa aku saat aku denganmu, Amanda. Kau adalah teman tersayangku, cinta terdalamku. Kau adalah yang terbaik dariku. Selamanya ,” –Dawson.  Cinta lama bersemi kembali atau lebih tepatnya bertemu dengan cinta terdalammu setelah lebih dari dua abad lamanya. Dan kamu sampai sekarang masih mencintainya, meski saat ini kamu tidak bersama dengan dirinya. Sekarang kamu dipertemukan lagi dengan cintamu itu. Ya, seperti sebuah keajaiban, seperti sebuah takdir. Hal tersebut dapat kamu saksikan dalam film The Best of Me garapan sutradara Michael Hoffman. Dibintangi Jame